Kita banyak menjumpai para perawi hadits. Masing masing perawi memiliki keistimewaannya sendiri sendiri. Namun diantara mereka, ada 7 orang yang paling banyak meriwayatkan hadist.
Ada tujuh sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) yang meriwayatkan lebih dari 1.000 hadis semasa hidupnya. Mereka tercatat sebagai sahabat-sahabat Rasul SAW yang terbanyak meriwayatkan hadis.
Berikut adalah uraian singkat mengenai ketujuh sahabat Rasulullah Saw tersebut:
- Abdullah bin Umar Ra
Ia adalah putra Umar bin Khathab Ra dan saudara kandung Hafshah Ra, isteri Rasul Saw. Tercatat, Abdullah Ra telah meriwayatkan sebanyak 2.630 hadis (jumlah kedua terbanyak setelah Abu Hurairah Ra).
Abdullah sangat setia mengikuti Rasul Saw. Jika Rasul Saw menunaikan shalat, ia bermakmum di belakangnya.
Jika Rasul Saw berdoa dengan berdiri maka Abdullah Ra ikut berdiri dan mengamininya. Bahkan ketika Rasul Saw turun dari unta betina setelah mengelilingi kota Mekah dan menunaikan sholat dua rakaat, Abdullah Ra pun ikut mengitari Mekah dan sholat dua rakaat sesudahnya, sebagaimana yang ia saksikan.
Tak heran jika Ummul Mukminin, Aisyah Ra, berkata, ”Tidak seorang pun sahabat yang setara Ibnu Umar (Abdullah Ra) dalam mengikuti jejak Rasulullah (Saw).”
Abdullah Ra juga sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis. Ia tak mau meriwayatkan suatu hadis, kecuali yang benar-benar ia ingat huruf demi hurufnya.
Selain itu, Ibnu Umar Ra selalu bangun untuk menunaikan shalat Tahajjut dan memohon ampun di waktu sahur seraya menangis. Setiap kali ia mendengar ayat-ayat tandzir (peringatan) dilantunkan, ia selalu mengeluarkan air mata sebagaimana ayahnya. - Abdullah bin Abbas
Pada usia tujuh tahun Abdullah Ra telah menempel pada Rasulullah Saw bagaikan alis dengan mata. Ia juga biasa dibonceng oleh Rasul Saw ketika berpergian, laksana orang dengan bayangannya. Abdullah Ra bercerita, ”Ketika Rasulullah (Saw) hendak shalat, beliau memberikan isyarat agar aku berdiam di belakangnya. Dan, setelah selesai shalat, beliau menatapku seraya bertanya, ‘Mengapa engkau tidak berdiri di sampingku Abdullah (Ra)?’ Aku menjawab, ‘Karena engkau sangat mulia dalam pandanganku. Aku sangat keberatan berdiri di sampingmu.’ Kemudian Rasulullah (Saw) mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, ‘Ya Allah, karuniakanlah ilmu yang hak dan hikmah kepadanya,’.”
Doa tersebut ternyata dikabulkan. Putra Abbas bin Abdul Muthalib , pamanda Rasulullah Saw, ini menjadi sosok yang berilmu luas dan ahli fikih yang mendetil.
Sepanjang hidupnya ia telah meriwayatkan sebanyak 1.660 hadis. - Abu Hurairah Ra
Nama aslinya Abdus Syamsi. Setelah masuk Islam saat Perang Khaibar, ia mengganti namanya menjadi Abdur Rahman As Shahri. Kemudian, oleh Rasulullah Saw, ia diberi gelar Hurairah, yang berarti ”Bapak kucing kecil.” Nama ini diberikan setelah ia membawa seekor kucing kecil ke hadapan Rasul Saw.
Kecintaannya kepada Rasulullah Saw luar biasa. Sejak memeluk Islam ia belum pernah berpisah dengan Rasul Saw kecuali saat tidur. Selama empat tahun ia berteman dengan Rasulullah Saw hingga wafatnya, ia selalu mengikuti ke mana Baginda pergi.
Abu Hurairah Ra bukan tipe penulis. Tak seperti Abdullah bin Amru Ra (meriwayatkan 700 hadis) yang selalu menuliskan apa yang ia dengar dari Rasulullah Saw.
Namun, Abu Hurairah Ra memiliki ingatan yang sangat kuat. Ia pernah berkata, ”Tidak seorang pun dari sahabat-sahabat Rasulullah (Saw) yang menandingi aku dalam hal menghapal hadis kecuali Abdullah bin Amru (Ra). Sesungguhnya (perbedaannya adalah) ia menulis dan aku tidak.”
Tak heran bila Abu Hurairah Ra tercatat sebagai sahabat Rasul Saw yang terbanyak meriwayatkan hadis.
Rasul Saw sendiri pernah berkata kepada Abu Hurairah Ra, ”Barang siapa yang merentangkan selendangnya hingga hadisku selesai, lalu ia melipatnya kembali, maka ia tak akan lupa pada apa saja yang ia dengar dariku.”
Setelah mendengar ini Abu Hurairah Ra langsung merentangkan selendangnya dan Rasulullah Saw mengutarakan hadis yang amat banyak, kemudian memeluk Abu Hurairah Ra. ”Demi Allah,” kata Abu Hurairah, ”Setelah itu aku tidak pernah lupa pada apa yang aku dengar dari beliau". - Anas bin Malik Ra
Anas bin Malik Ra berada pada urutan ketiga terbanyak meriwayatkan hadis. Ia telah meriwayatkan sebanyak 2.286 hadis, setingkat di bawah Abdullah bin Umar Ra. Ayahnya bernama Malik bin Nadhir Ra yang nasabnya bersambung dengan Adi bin Najjar Ra.
Saat Anas Ra berusia 10 tahun, ibunya menyerahkan Anas kepada Rasulullah Saw untuk menjadi pelayan beliau.
Rasulullah Saw memanggil Anas dengan sebutan Dzal Udunaini, yang artinya ”yang punya dua telinga.”
Anas Ra tak mengikuti perang Badar, karena usianya saat itu masih sangat muda. Namun di perang-perang lain, Anas Ra selalu tampil berani. Tatkala Abu Bakar Ra bermusyawarah untuk mempergunakan tenaga Anas Ra,Umar Ra sangat memuji usul tersebut dan berkata, ”Anas (Ra) adalah seorang pemuda yang pandai menulis dan terkenal pula ketakwaannya, karena ia lama bersahabat dengan Rasulullah (Saw).”
Ibnu Sirin berkata, ”Anas (Ra) adalah orang yang paling baik dalam melaksanakan shalat, di rumah atau di perjalanan.” Sedang Abu Hurairah Ra berkata, ”Saya belum pernah berjumpa dengan orang yang seperti Ibnu Sulaim (Anas Ra) dalam melaksanakan shalat". - Jabir bin Abdullah Ra
Setiap orang yang berjumpa dengannya, banyak menimba ilmu darinya. Di Masjid Nabi di Madinah, ia memiliki ‘halaqah’, tempat orang-orang menuntut ilmu dan bertakwa.
Jabir bin Abdullah Ra pernah mengikuti peristiwa bersejarah bersama ayahnya dalam baiat Aqabah. Ia juga berjihad menyertai Rasulullah Saw dalam banyak peperangan, kecuali Perang Badar dan Perang Uhud. Di kedua perang ini, ayahnya, Abdullah bin Amru, mencegahnya untuk ikut.
Setelah sang ayah wafat pada Perang Uhud, Jabir Ra tak pernah lagi absen menyertai Rasulullah Saw di medan jihad. Dan, selama berada di sisi Rasul Saw, Jabir telah mampu meriwayatkan 1.540 hadis. - Said Al Khudri Ra
Nama aslinya Saad bin Malik bin Sanan. Namun ia lebih dikenal dengan julukan Abu Said al Hudri. Ia adalah salah seorang sahabat yang dibaiat oleh Rasulullah untuk berpegang pada tali Allah dengan meninggalkan hal-hal yang tercela. Bersamanya dibaiat juga Abu Dzar Al-Ghifari, Sahal bin Saad, Ubbadah bin Shamit, dan Muhammad bin Maslamah. Dan, Abu Said tampil dalam perang Bani Musthalik, perang Khandak, dan perang sesudahnya sebanyak 12 kali.
Abu Said telah meriwayatkan 1.170 hadis. Kepada orang yang bertanya untuk menulis hadis darinya, ia berkata, ”Jangan ditulis hadis, tapi hapalkanlah sebagaimana kami menghapalkannya". - Aisyah Ra
Ia lahir di Mekah empat tahun sesudah kenabian Muhammad Saw. Ia adalah putri Abu Bakar Ra dan Ummi Ruman, dan isteri Rasul Saw, setelah wafatnya Khadijah Ra. Ia memeluk Islam selagi masih kecil, bersama delapan orang yang lain.
Siti Aisyah adalah gadis yang cerdas dan pandai berbahasa. Ia juga menguasai ilmu kesehatan dan ilmu nasab. Seorang sahabat bernama Zuhri pernah berkata, ”Seandainya ilmu Siti Aisyah dibandingkan dengan semua ilmu isteri-isteri Nabi (Saw), dan semua wanita Arab, niscaya ilmu Siti Aisyah-lah yang lebih utama.”
Sahabat yang lain, Anwar, berkata, ”Saya belum pernah melihat orang yang lebih pandai dari Aisyah tentang ilmu kesehatan, syair, dan ilmu fikih.”
Rasulullah Saw begitu sayang kepada Aisyah Ra. Pada suatu kesempatan Rasul Saw berkata kepada Aisyah Ra, ”Rasa cintaku kepadamu ya Aisyah, seperti Al Urwatul Wutsqa (pegangan yang kuat).”
Di kesempatan lain, seorang sahabat bernama Amru bin Ash bertanya kepada Rasulullah Saw tentang siapa yang paling beliau cintai. Beliau menjawab, ”Yang pertama adalah Aisyah, kemudian Abu Bakar, Umar bin Khathab, dan sahabat-sahabat yang lain.”
Semasa hidupnya, Siti Aisyah telah meriwayatkan sejumlah 2.210 hadis. Keunggulan Siti Aisyah dalam meriwayatkan hadis, kadang-kadang ia bisa meng-istimbatkan (mengkonklusikan) beberapa masalah. Ia kerap berijtihad sendiri lalu diikuti oleh para sahabat yang lain.