Contoh di Suzuki Smash Titan lansiran 2010 milik Ricky Gunawan. Volume silinder Titan yang aslinya cuma 112 cc karena pakai diameter seher 51 mm dan stroke 55,2 mm, kini kapasitasnya didongkrak jadi 128,9 cc begitu ganti seher tanpa naik stroke.
“Seher diganti produk Kitaco diameter 54,5 mm. Seher merek ini biasa dipakai untuk Suzuki Shogun 125 (FL 125 SD) yang ingin oversize 100, sebab aslinya cuma 53,5 mm. Kebetulan juga pen piston Titan dan Shogun 125 FL sama-sama diameter 14 mm. Jadi, nggak terlalu repot,” ujar salah satu kru mekanik tim Suzuki Chia Felix itu.
Ricky melakukan bore up mesin di bengkel rekannya, ECO Design di Jl. Keramat Jaya, Gg 8 (samping Islamic Centre), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Katanya blok silinder juga diganti. Untuk bore up menggunakan silinder blok Shogun 125 FL yang ditanam di lubang crankcase.
“Alasan menggunakan blok Shogun FL supaya enggak repot ganti boring blok Titan. Enggak banyak ubahan di bagian atas, apalagi sampai papas lubang liner di crankcase. Enggak perlu itu karena memang sudah pas. Paling tinggal atur kompresi,” lanjut pria penuh canda ini.
Nah, seperti dibilang Ricky. Semudah-mudahnya blok silinder Shogun 125 FL ditanam ke crankcase Titan, tetap saja ada penyesuaian terutama untuk menentukan rasio kompresi. Apalagi eher Kitaco memiliki kepala cukup tinggi (high comp).
“Lalu kubah ruang bakar menyesuaikan seher. Juga pasang paking head asli Shogun 125 FL agar kompresi enggak terlalu tinggi dan enggak mentok head dan payung klep waktu seher langkah kompresi. Jadi, mesin tetap aman,” ingat Ricky yang mengaku pakai bensin Pertamax Plus itu.
Sipnya lagi, untuk mendapatkan tenaga bawah ke atas lebih besar, Suzuki Titan bore up 130 cc tak harus modif kem. Sebab komponen pengatur debit gas bakar masih karbu standar. Trus seting sekrup udara dan pilot-jet naik dari 15 jadi 17,5. Durasi kem in dan out standar sudah cukup mumpuni.
“Paling tinggal atur jarak celah klep sedikit lebih renggang. Buat pakai harian, celah klep diatur 0,04 mm untuk klep buang dan 0,05 mm buat klep masuk. Sedangkan lubangnya sedikit diporting sekitar 2,5 mm buat lubang in dan 1,8 mm buat lubang buang,” jelas Ricky yang mengaku tetap pakai knalpot standar.
Berhubung Titan dipakai harian juga boncengan, mesin bore up kudu sip diajak melenggang di jalan. Makanya gir reduksi dibikin enggak terlalu berat, lantaran jumlah mata gigi naik dari 14/36 jadi 15/40.
“Kalau pakai sendiri, top speed pernah tembus sampai 110 km/jam lebih. Tapi, berhubung bore up ini cuma untuk kejar akselerasi ringan, wajar enaknya dipakai pas jalan di dalam kota. Lebih terasa tenaganya,” ucap Ricky dengan bangga. Mantab! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
CDI: BRT Hyperband
Rantai: 415 SSS buat Suzuki
Busi: NGK HVX9
Ban: FDR MP57 ukuran 90/80
Pelek: Standar Excel 140/160
sumber : http://motorplus.otomotifnet.com